Pengertian Elastisitas, Elastisitas Permintaan dan Elastisitas Penawaran

July 27, 2017 Add Comment
Kali ini kita akan membahas mengenai Pengertian Elastisitas, Elastisitas Permintaan dan Elastisitas Penawaran. Mari kita cermati satu persatu :

Pengertian Elastisitas : 
Elastisitas adalah perbandingan perubahan proporsional dari sebuah variabel dengan perubahan variable lainnya atau dengan kata lain, elastisitas mengukur seberapa besar besar kepekaan atau reaksi konsumen terhadap perubahan harga

Pengertian Elastisitas Permintaan
Elastisitas permintaan (elasticity of demand) adalah pengaruh perubahan harga terhadap besar kecilnya jumlah barang yang diminta atau tingkat kepekaan perubahan jumlah barang yang diminta terhadap perubahan harga barang.

Pengertian Koefisien elastisitas Permintaan
Koefisien elastisitas permintaan adalah angka yang menunjukkan perbandingan antara perubahan jumlah barang yang diminta dengan perubahan harganya

Pengertian Elastisitas Penawaran
Elastisitas penawaraan (elasticity of supply) adalah pengaruh perubahan harga terhadap besar kecilnya jumlah barang yang ditawarkan atau tingkat kepekaan perubahan jumlah barang yang ditawarkan terhadap perubahan harga barang. 

Pengertian Koefisien elastisitas penawaran
Koefisien elastisitas penawaran adalah angka yang menunjukkan perbandingan antara perubahan jumlah barang yang ditawarkan dengan perubahan harganya

Demikitan sedikit definisi tentang Elastisitas, semoga bermanfaat

Memahami Hukum Permintaan dan Hukum Penawaran

July 25, 2017 Add Comment
Dalam kegiatan ekonomi kita harus mampu memahami hukum permintaan maupun hukum penawaran, sehingga kita dapat memperoleh hasil optimal dalam setiap kegiatan ekonomi. Nah sekarang kita akan coba pahami satu persatu, mulai dari istilah permintaan dan penawaran

Pengertian Permintaan (demand) dan Penawaran (supply)

Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli atau diminta pada suatu harga dan waktu tertentu. Sedangkan penawaran adalah sejumlah barang yang dijual atau ditawarkan pada suatu harga dan waktu tertentu

Model penawaran dan permintaan digunakan untuk menentukan harga dan kuantitas yang terjual di pasar. Model ini sangat penting untuk melakukan analisa ekonomi mikro terhadap perilaku para pembeli dan penjual, serta interaksi mereka di pasar. Ia juga digunakan sebagai titik tolak bagi berbagai model dan teori ekonomi lainnya. Model ini memperkirakan bahwa dalam suatu pasar yang kompetitif, harga akan berfungsi sebagai penyeimbang antara kuantitas yang diminta oleh konsumen dan kuantitas yang ditawarkan oleh produsen, sehingga terciptalah keseimbangan ekonomi antara harga dan kuantitas. Model ini mengakomodasi kemungkian adanya faktor-faktor yang dapat mengubah keseimbangan, yang kemudian akan ditampilkan dalam bentuk terjadinya pergeseran dari permintaan atau penawaran.

Hukum Permintaan dan Penawaran

Jika semua asumsi diabaikan (ceteris paribus) : Jika harga semakin murah maka permintaan atau pembeli akan semakin banyak dan sebaliknya. Jika harga semakin rendah/murah maka penawaran akan semakin sedikit dan sebaliknya.

Semua terjadi karena semua ingin mencari kepuasan (keuntungan) sebesar-besarnya dari harga yang ada. Apabila harga terlalu tinggi maka pembeli mungkin akan membeli sedikit karena uang yang dimiliki terbatas, namun bagi penjual dengan tingginya harga ia akan mencoba memperbanyak barang yang dijual atau diproduksi agar keuntungan yang didapat semakin besar. Harga yang tinggi juga bisa menyebabkan konsumen/pembeli akan mencari produk lain sebagai pengganti barang yang harganya mahal.

Hukum permintaan

Hukum permintaan adalah hukum yang menjelaskan tentang adanya hubungan yang bersifat negatif antara tingkat harga dengan jumlah barang yang diminta. Apabila harga naik jumlah barang yang diminta sedikit dan apabila harga rendah jumlah barang yang diminta meningkat. Dengan demikian hukum permintaan berbunyi:

“Semakin turun tingkat harga, maka semakin banyak jumlah barang yang tersedia diminta, dan sebaliknya semakin naik tingkat harga semakin sedikit jumlah barang yang bersedia diminta.”

Pada hukum permintaan berlaku asumsi ceteris paribus. Artinya hukum permintaan tersebut berlaku jika keadaan atau faktor-faktor selain harga tidak berubah (dianggap tetap).

Hukum penawaran

Bahwa semakin tinggi harga, jumlah barang yang ditawarkan semakin banyak. Sebaliknya semakin rendah harga barang, jumlah barang yang ditawarkan semakin sedikit. Inilah yang disebut hukum penawaran. Hukum penawaran menunjukkan keterkaitan antara jumlah barang yang ditawarkan dengan tingkat harga. Dengan demikian bunyi hukum penawaran berbunyi:

“Semakin tingi harga, semakin banyak jumlah barang yang bersedia ditawarkan. Sebaliknya, semakin rendah tingkat harga, semakin sedikit jumlah barang yang bersedia ditawarkan.”

Hukum penawaran akan berlaku apabila faktor-faktor lain yang memengaruhi penawaran tidak berubah (ceteris paribus). Demikian bahasan kita tentang Hukum Permintaan dan Hukum Penawaran

Perilaku Konsumen dan Produsen dalam Kegiatan Ekonomi

July 24, 2017 Add Comment
Kali ini kita akan membahas tentang Perilaku Konsumen dan  Produsen dalam Kegiatan Ekonomi. Kegitan ekonomi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Dalam hal ini segala sesuatu perlu dioptimalkan. Nah berikut ini adalah pembahasan tentang  Perilaku Konsumen dan Produsen dalam Kegiatan Ekonomi

Teori Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen adalah proses yang dilalui oleh seseorang/ organisasi dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan membuang produk atau jasa setelah dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhannya. Perilaku konsumen akan diperlihatkan dalam beberapa tahap yaitu tahap sebelum pembelian, pembelian, dan setelah pembelian. Pada tahap sebelum pembelian konsumen akan melakukan pencarian informasi yang terkait produk dan jasa. Pada tahap pembelian, konsumen akan melakukan pembelian produk, dan pada tahap setelah pembelian, konsumen melakukan konsumsi (penggunaan produk), evaluasi kinerja produk, dan akhirnya membuang produk setelah digunakan.Atau  kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.

Ruang Lingkup Perilaku Konsumen

Studi perilaku konsumen terpusat pada cara individu mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumber daya yang tersedia (waktu, uang, usaha) guna membeli barang-barang yang berhubungan dengan konsumsi. Hal ini mencakup apa yang mereka beli, mengapa mereka membeli, kapan mereka membeli, dimana mereka membeli, seberapa sering mereka membeli, dan seberapa sering mereka menggunakannya.

Di samping mempelajari pemakaian konsumen dan evaluasi pasca-pembelian produk yang mereka beli, para peneliti konsumen juga tertarik untuk mengetahui cara individu membuang produk. Dengan tujuan adalah bahwa mereka harus menyesuaikan produksi mereka dengan kekerapan konsumen membeli penggantinya.

Perilaku permintaan konsumen terhadap barang dan jasa akan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya: pendapatan, selera konsumen, dan harga barang, disaat kondisi yang lain tidak berubah (ceteris paribus). Perilaku konsumen ini didasarkan pada Teori Perilaku Konsumen yang menjelaskan bagaimana seseorang dengan pendapatan yang diperolehnya, dapat membeli berbagai barang dan jasa sehingga tercapai kepuasan tertentu sesuai dengan apa yang diharapkannya.

Pendekatan Perilaku Konsumen
Pendekatanuntuk mempelajari perilaku konsumen dalam mengkonsumsi suatu barang :
1.Pendekatan Kardinal
2.Pendekatan Ordinal

1.) Pendekatan Kardinal

1.    Kepuasan konsumsi dapat diukur dengan satuan ukur.
Makin banyak barang dikonsumsi makin besar kepuasan
Terjadi hukum The law of deminishing Marginal Utility pada tambahan kepuasan setiap satu satuan.Setiap tambahan kepuasan yang diperoleh dari setiap unit tambahan konsumsi semakin kecil.( Mula – mula kepuasan akan naik sampai dengan titik tertentu atau saturation point tambahan kepuasan akan semakin turun ).Hukum ini menyebabkan terjadinya Downward sloping MU curva. Tingkat kepuasan yang semakin menurun ini dikenal dengan hukum Gossen.
Tambahan kepuasan untuk tambahan konsumsi 1 unit barang bisa dihargai dengan uang, sehingga makin besar kepuasan makin mahal harganya. Jika konsumen memperoleh tingkat kepuasan yang besar maka dia akan mau membayar mahal, sebaliknya jika kepuasan yang dirasakan konsumen redah maka dia hanya akan mau membayar dengan harga murah.
Pendekatan kardinal biasa disebut sebagai Daya guna marginal.

2.) Pendekatan Ordinal

Kelemahan pendekatan kardinal terletak pada anggapan yang digunakan bahwa kepuasan konsumen dari mengkonsumsi barang dapat diukur dengan satuan kepuasan. Pada kenyataannya pengukuran semacam ini sulit dilakukan.Pendekatan ordinal mengukur kepuasan konsumen dengan angka ordinal (relatif).Tingkat kepuasan konsumen dengan menggunakan kurva indiferens(kurva yg menunjukkan tingkat kombinasi jumlah barang yang dikonsumsi yang menghasilkan tingkat kepuasan yang sama).

Ciri-ciri kurva indiferens:
1.Mempunyai kemiringan yang negatif (konsumen akan mengurangi konsumsi barang yg satu apabila ia menambah jumlah barang lain yang di konsumsi)
2.Cembung ke arah titik origin, menunjukkan adanya perbedaan proporsi jumlah yang harus ia korbankan untuk mengubah kombinasi jumlah masing-masing barang yang dikonsumsi (marginal rate of substitution)
3.Tidak saling berpotongan, tidak mungkin diperoleh kepuasan yang sama pada suatu kurva indiferens yang berbeda

2.      Teori Perilaku Produsen
Teori Produsen dan Fungsinya

            produksi dapat kita lihat dimana saja,Yang dimaksud dengan teori produksi adalah kegiatan yang membuat barang-barang,produksi juga sangat berkaitan dengan nilai guna suatu barang.Di dalam produksi terdapat proses produksi tertentu yang harus dijalani sehingga bias menghasilkan barang yang berguna.

Di dalam menganalisis teori produksi, kita mengenal 2 hal:

1.    Produksi jangka pendek

Dalam membahas teori produksi kita perlu membedakan pengertian jangka panjang dan jangka pendek.Jangka pendek dan jangka panjang tidak terkait dengan lamanya waktu yang digunakan dalam proses produksi.Produksi dalam jangka pendek bararti terdapat satu factor produksi yang bersifat tetap,sedangkan factor produksi yang lainnya bersifat variable(berubah-ubah).produksi dalam jangka panjang berarti semua factor produksi yang digunakan bersifat variable(berubah-ubah).

2.    Produksi jangka panjang

Sebagaimana telah dijelaskan,produksi dalam jangka panjang tidak terkait dengan jangka waktu proses produksi,tetapi lebih kepada sifat factor produkdi yang digunkan . Dalam jangka panjang semua factor produksi yang digunakan bersifat variable atau berubah-ubah.untuk mempelajari produksi dalam jangka panjang kiata akan mempelajari kurva isoquant dan jumlah produk optimal.
a.)    Isoquant atau Isoproduk
Kurva isokuant atau isoproduk adalah kurva tempat kedudukan titik-titik yang menunjukan kombinasi dua factor produksi untuk menghasilkan tingkat produksi yang sama.
b.)    Produksi optimal
Konsep efisiensi dari aspek ekonomis dinamakan konsep efisiensi ekonomis atau efisiensi harga. Dalam teori ekonomi produksi, pada umumnya menggunakan konsep ini. Dipandang dari konsep efisiensi ekonomis, pemakaian faktor produksi dikatakan efisien apabila ia dapat menghasilkan keuntungan maksimum. Untuk menentukan tingkat produksi optimum menurut konsep efisiensi ekonomis, tidak cukup hanya dengan mengetahui fungsi produksi. Ada syarat lagi yang harus diketahui, rasio harga harga input-output.

3.      Biaya Produksi
Pengertian Biaya Produksi
Berikut ini beberapa definisi biaya produksi dari berbagai sumber :
a.       Biaya produksi yakni biaya-biaya yang berhubungan langsung dengan produksi dari suatu produk dan akan dipertemukan (dimatchkan) dengan penghasilan (revenue) di periode mana produk itu di jual (Abdul Halim, 1988:5).
b.      Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual (Mulyadi, 1995:14).
c.       Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang berhubungan dengan produksi suatu item, yaitu jumlah dari bahan langsung, upah langsung dan biaya overhead pabrik (Amin Widjaya Tunggal, 1993:1)
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa biaya produksi adalah biaya-biaya yang digunakan dalam proses produksi meliputi biaya  bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang jumlahnya lebih besar dibandingkan dengan jenis biaya lain.

Jenis-jenis Biaya Produksi
Biaya produksi membentuk harga pokok produksi yang digunakan untuk menghitung harga pokok produk jadi dan harga pokok produk pada akhir periode akuntansi masih dalam proses. Biaya produksi digolongkan dalam tiga jenis yang juga merupakan elemen-elemen utama dari biaya produksi, meliputi :

1. Biaya bahan baku (direct material Cost)
Merupakan bahan secara langsung digunakan dalam produksi untuk mewujudkan suatu macam produk jadi yang siap untuk dipasarkan.

2. Biaya tenaga kerja langsung (direct labour cost)
Merupakan biaya-biaya bagi para tenaga kerja langsung ditempatkan dan didayagunakan dalam menangani kegiatan-kegiatan proses produk jadi secara langsung diterjunkan dalam kegiatan produksi menangani segala peralatan produksi dan usaha itu dapat terwujud.

3. Biaya overhead pabrik (factory overhead cost)
Umumnya didefinisikan sebagai bahan tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung dan biaya pabrik lainnya yang tidak secara mudah didefinisikan atau dibebankan pada suatu pekerjaan.

Elemen-elemen dari biaya Overhead Pabrik yaitu :

  1. Biaya bahan penolong
  2. Biaya tenaga kerja tidak langsung
  3. Biaya depresiasi dan amortisasi aktiva tetap
  4. Biaya reparasi dan pemeliharaan mesin
  5. Biaya listrik dan air pabrik
  6. Biaya asuransi pabrik
  7. Operasi lain-lain

Proses Produksi
Pengumpulan harga produksi sangat ditentukan berdasarkan proses produksinya. Proses produksi dibagi menjadi 2 macam: 

1. Produksi atas dasar pesanan
Perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan melaksanakan pengolahan produknya atas dasar pesanan yang diterima dari pihak luar. Perusahaan ini mengumpulkan biaya produksi dengan menggunakan harga pokok pesanan (Job order cost methode)

2. Produksi masa

Perusahaan yang berproduksi berdasarkan produksi massa melaksanakan pengolahan produknya untuk memenuhi persediaan di gudang yang umumnya produknya berupa standar.
Perusahaan ini mengumpulkan biaya produksinya dengan menggunakan metode harga pokok proses (Process cost methode). Dalam metode, biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk periode tertentu dan harga pokok produk persatuan produk yang dihasilkan dalam periode tersebut, dihitung dengan cara membagi total biaya produksi dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam periode yang bersangkutan.

Model dan Pelaku Ekonomi

July 22, 2017 Add Comment

Model Ekonomi
Dalam pembahasan kali ini kita akan bahas hubungan antar pelaku ekonomi agar dapat mengetahui bagaimana arus kegiatan ekonomi di masyarakat tersebut berlangsung.Ada beberapa model hubungan antarpelaku ekonomi, mulai dari yang paling sederhana hingga yang paling lengkap dan kompleks sebagai berikut. 
  1. Model kegiatan ekonomi sederhana (dua sektor)
  2. Model dengan campur tangan pemerintah (tiga sektor)
  3. Model kegiatan ekonomi terbuka (empat sektor)
untuk lebih jelas diagram hubungannya silakan klik baca lagi tentang Diagram interaksi antar pelaku ekonomi

Mari kita bahas dulu apa itu pelaku ekonomi 

1. Pelaku Ekonomi
A. Pengertian Pelaku Ekonomi
Pelaku ekonomi adalah pihak-pihak yang melakukan kegiatan ekonomi. Secara garis besar, pelaku ekonomi dapat dikelompokkan menjadi 4 pelaku, yaitu rumah tangga konsumen, rumah tangga produsen/perusahaan, Pemerintah dan Masyarakat Luar Negeri. Setiap pelaku ekonomi ada yang berperan sebagai produsen, konsumen, atau distributor.

Secara garis besar para pelaku ini dikategorikan menjadi empat sektor, yakni rumah tangga atau para konsumen (RTK) produsen (RTP), pemerintah, dan Masyarakat luar negeri. Keempat pelaku ini pun ada dalam sistem perekonomian di Indonesia.

1. Rumah tangga Konsumen
Mereka adalah pelaku ekonomi yang utama karena rumah tangga konsumen meminta barang dan jasa dari pasar barang dan jasa (output). Untuk itu kita harus mengkonsumsi atau membeli barang dan jasa. Rumah tangga ikut menentukan barang apa yang akan diproduksi. Kegiatan ini juga merupakan kegiatan ekonomi. Maka tidak aneh kalau rumah tangga kita termasuk salah satu pelaku ekonomi. Rumah tangga konsumen juga menawarkan tenaga kerja, tanah, kapital, dan kewirausahaan.

2. Rumah tangga Produsen
Mereka adalah produsen/atau perusahaan yang dibentuk oleh pengusaha atau wirausahawan dengan tujuan mencari laba dengan cara menggabungkan tenaga kerja (sumber daya manusia), modal, dan tanah atau sumber daya alam untuk menghasilkan barang dan jasa. Mereka menjalankan fungsi produksi atau bertindak sebagai produsen baik secara perorangan maupun secara kolektif atau terorganisasi. Produsen akan mengelola usahanya dengan beberap acara atau bentuk seperti perusahaan perorangan (PO), berpartner, misalnya CV, firma, atau akan membentuk perseroan (PT). Usaha perseorangan merupakan bentuk yang paling sederhana. Ini adalah usaha/perusahaan yang dimiliki hanya oleh satu orang. Contohnya adalah petani, seorang dokter, tukang listrik, dan sebagainya. Yang kedua adalah berpartner atau partnership. Ini bentuk usaha yang melibatkan dua orang atau lebih individu untuk menyertakan sumber daya mereka dengan tujuan mencari laba.


3. Pemerintah/Rumah Tangga Negara
Peranan rumah tangga negara atau pemerintah dalam kegiatan ekonomi anatar lain:
1. Pengatur
2. Konsumen
3. Sebagai produsen
4. Pembuat dan pelaksana aturan main
5. Menjamin kompetisi
6. Menyediakan barang publik

4. Masyarakat Luar Negeri
Masyarakat ekonomi luar negeri adalah pelaku ekonomi yang berhubungan dengan transaksi luar negeri, sektor ini mencakup ekspor dan impor barang dan jasa serta aliran modal yang berkaitan dengan transaksi investasi perbankan. Peran rumah tangga konsumsi adalah sebagai berikut:
1. Konsumen
2. Pemasok atau pemilik faktor produksi
3. Ikut mempengaruhi mengenai apa yang akan diproduksi oleh perusahaan

3. PT atau corporation.

Menganalisis Kelangkaan (Hubungan antara Sumber Daya dengan Kebutuhan Manusia)

July 22, 2017 Add Comment
Setiap orang yang masih hidup pasti memiliki kebutuhan untuk dipenuhi. Kebutuhan hidup manusia ini pun bisa beragam macamnya dan jumlahnya. Kebutuhan manusia setiap saat berkembang dan bertambah seiring berjalannya waktu, seolah kebutuhan manusia itu benar-benar tidak terbatas. Namun apapun yang terjadi manusia selalu berusaha memenuhi kebutuhannaya dengan berbagai cara

Realitasnya manusia tidak bisa memenuhi seluruh kebutuhan hidupnya karena sumber daya ekonomi yang memang terbatas. Jika dipandang dari perspektif ilmu ekonomi, kondisi nilah yang disebut sebagai kelangkaan.


Pengertian Kelangkaan

Tidak seperti pengertian kelangkaan secara umum, di dalam ilmu ekonomi, kelangkaan tidak selalu berarti bahwa segala sesuatu yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sulit untuk diperoleh.

Pengertian kelangkaan (scarcity) dalam ilmu ekonomi ini diartikan sebagai bentuk kesenjangan antara sumber daya ekonomi yang terbatas dengan jumlah kebutuhan hidup manusia yang tidak terbatas.

Timbulnya kelangkaan umumnya lantaran kebutuhan manusia yang terus bertambah. Akibatnya, sumber daya yang ada tidak lagi cukup untuk dapat memenuhi kebutuhannya.

Dalam keadaan seperti ini, manusia pada umumnya akan terdorong untuk melakukan pilihan di antara berbagai alternatif yang dianggap paling menguntungkan baginya. Kelangkaan ini memang jadi suatu hal yang harus dihadapi oleh setiap manusia. Sebab, kelangkaan hampir pasti bisa ditemukan di berbagai aspek kehidupan.

Karenaya, sudah selayaknya jika manusia mampu bersikap bijak dan rasional dalam mengalokasikan sumber daya ekonomi sehingga masalah kelangkaan ini bisa diatasi atau dihadapi dengan jalan yang terbaik.

Faktor Penyebab Kelangkaan

Masalah kelangkaan sepertinya memang menjadi masalah yang tidak bisa dihindari di dalam masyarakat. Seringkali, ada sumber daya yang mengalami kelangkaan sehingga menimbulkan beragam masalah. Lantas, apa kiranya yang menjadi faktor penyebab kelangkaan yang timbul dalam kehidupan masyarakat ini?

Kelangkaan sumber daya ini pada dasarnya bisa dialami oleh setiap orang, bangsa dan negara. Meski kondisi masing -masingnya berbeda – beda, namun pokok permasalahan ekonominya pada dasarnya bisa dianggap sama. Yakni, adalah mengenai cara manusia memenuhi kebutuhan hidupnya yang beragam, sementara manusia juga dihadapkan dengan ketersediaan alat pemenuh kebutuhan yang terbatas.

Akibatnya, masalah kelangkaan pun tidak bisa dihindari. Jika diamati, ada beberapa faktor penyebab kelangkaan yang paling umum terjadi. Faktor penyebab kelangkaan ini meliptui :

A. Keterbatasan Sumber Daya Alam
Lingkungan alam menjadi salah satu sumber daya yang melimpah yang mampu menyediakan kebutuhan manusia. Meski berlimpah, sumber daya alam ini ada yang merupakan sumber daya yang dapat diperbarui dan ada juga yang tidak dapat diperbarui.

Sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui inilah yang jumlahnya sangat terbatas sehingga penggunaannya harus benar –benar dikontrol. Akan tetapi, jumlah sumber daya alam secara keseluruhan dapat semakin berkurang akibat sifat manusia yang serakah dan eksploitatif. Alhasil, sumber daya alam, baik yang dapat diperbarui dan yang tidak dapat diperbarui pun bisa mengalami kelangkaan.

B. Perbedaan Letak Geografis
Letak geografis yang berbeda –beda dapat menyebabkan persebaran sumber daya menjadi tidak merata. Akibatnya, ada wilayah yang memiliki tanah subur dan kaya akan barang tambang,  namun ada pula wilayah yang tandus dan minim sumber daya alam, bahkan kekurangan air bersih.

Akibat adanya perbedaan letak geografis inilah, maka dapat timbul kelangkaan sumber daya. Kelangkaan sumber daya karena letak geografis ini umumnya lebih sulit untuk dihindari.

C. Ketidakseimbangan Pertumbuhan Penduduk
Thomas Robert Malthus, seorang pakar demografi dan ekonomi politik dari Inggris, menyatakan bahwa laju pertambahan penduduk lebih cepat daripada laju pertumbuhan produksi. Masalahnya, laju pertambahan jumlah penduduk yang cepat ini pada kenyataannya tidak diikuti dengan hasil produksi.

Akibatnya, hasil produksi yang ada pun tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia yang beragam dan semakin bertambah.

D. Rendahnya Kemampuan Produksi
Ketersediaan alat pemenuhan kebutuhan hidup manusia bisa terpenuhi ketika terdapat orang atau badan yang melakukan produksi. Sebab, kemampuan produksi ini berpengaruh secara langsung terhadap ketersediaan barang dan jasa sebagai alat pemenuhan kebutuhan.

Namun sayang, kemampuan produksi yang terbatas dapat mengakibatkan rendahnya kapasitas produksi ini. Rendahnya kapasitas produksi ini pun disebabkan oleh rendahnya kemampuan sumber daya manusia yang digunakan dalam proses produksi.

E. Perkembangan Teknologi yang Lambat
Teknologi juga menjadi faktor penentu dalam upaya manusia memenuhi kebutuhan hidup. Namun, tekonologi yang digunakan produsen dalam proses produksi ini sering tidak sebanding dengan pertumbuhan penduduk. Produsen membutuhkan waktu yang relatif panjang guna menerapkan teknologi produksi yang baru.

Padahal, kebutuhan hidup manusia terus mengalami perkembangan, baik dalam segi kualitas maupun kuantitas. Lambatnya perkembangan dan penerapan teknologi inilah yang kemudian menyebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan manusia atau menyebabkan kelangkaan.

F. Terjadinya Bencana Alam
Bencana alam juga menjadi salah satu faktor alam yang dapat mempengaruhi pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Adanya bencana alam secara langsung dapat menimbulkan kerusakan lingkungan. Akibatnya, kelangsungan hidup manusia pun ikut terpengaruh.

Sebagai contoh, bencana alam banjir dapat menghambat kelancaran distribusi barang dan jasa. Keterlambatan ini yang kemudian menyebabkan masyarakat tidak dapat segera mengonsumsi barang dan jasa sehingga menimbulkan kelangkaan.

Demikian artikel ini semoga bermanfaat bagi adik-adik dalam mempelajari ilmu ekonomi khususnya Mata Pelajaran Ekonomi Bisnis di SMK atau Ekonomi di SMA

Permasalahan Ekonomi Mikro dan Ekonomi Makro

July 21, 2017 Add Comment
Mengatasi masalah ekonomi mikro
Ekonomi mikro mempelajari perilaku individu dan rumah tangga perusahaan dalam membuat keputusan tentang alokasi sumber daya yang terbatas. Ekonomi mikro mengarahkan analisisnya pada satuan-satuan ekonomi yang mencakup konsumen, produsen, para investor, pekerja, pemilik faktor produksi, dan setiap orang yang turut berperan dalam kegiatan roda perekonomian. Beberapa kebijakan-kebijakan yang dibahas dalam ekonomi mikro antara lain adalah sebagai berikut.

Menentukan pilihan yang paling tepat untuk mengatasi masalah kelangkaan.
Bersinergi antara sesama pelaku pasar dan industri untuk membentuk satuan yanglebih besar.
Membentuk kesepakatan di kalangan produsen dan konsumen.
Menggunakan teknik analisis ekonomi mikro.
Pemanfaatan analisis biaya peluang dalam rangka menentukan pilihan.
Menentukan pilihan yang paling tepat untuk mengatasi masalah kelangkaan.

Mengatasi masalah ekonomi makro
Ekonomi makro mempelajari kekuatan-kekuatan dan kecenderungan-kecenderungan yang memengaruhi perekonomian secara keseluruhan. Ini mencakup struktur, kinerja, perilaku, dan pengambilan keputusan ekonomi secara keseluruhan dalam perekonomian nasional, regional, dan global. Variabel-variabel yang dipelajari adalah variabel-variabel ekonomi agregatif (secara keseluruhan), seperti tingkat pendapatan nasional, tingkat kesempatan kerja, pengeluaran konsumsi rumah tangga, saving (tabungan), investasi nasional, suku bunga, jumlah uang yang beredar, neraca pembayaran, perdagangan internasional dan keuangan internasional.

Mengevaluasi Masalah-Masalah Ekonomi

July 21, 2017 1 Comment
Masalah Ekonomi Klasik

Kebutuhan Manusia adalah sesuatu yang perlu dipenuhi agar manusia dapat hidup layak/laik. Inti masalah ekonomi klasik adalah kesenjangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dihadapkan dengan alat pemuas yang terbatas

Kita sebagai manusia tidak lepas dari kebutuhan hidup, kebutuhan hidup dipenuhi guna menjaga kelangsungan hidup. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut manusia harus bekerja guna memperoleh penghasilan. Hal ini semua dilakukan dalam rangka memenuhi semua kebutuhan. Jadi kebutuhan manusia dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang kita perlukan untuk menjaga kelangsungan hidup dan mencapai kesejahteraan.

Jika seseorang dapat mencukupi semua kebutuhannya maka orang tersebut telah mencapai kemakmuran. Kemakmuran merupakan keseimbangan antara jumlah kebutuhan dengan alat pemuas kebutuhan.

Di bawah ini terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi jumlah kebutuhan dan manusia, yaitu faktor ekstern dan intern.

Faktor Intern
Faktor intern yaitu faktor-faktor yang timbul dari manusia itu sendiri, antara lain :


  1. Profesi atau pekerjaan
  2. Jenis kelamin
  3. Usia
  4. Tingkat pendidikan
  5. Perasaan tidak puas

Faktor Ekstern
Faktor ekstern yaitu yang timbul dari luar diri manusia, misalnya :


  1. Keadaan alam
  2. Agama/kepercayaan
  3. Adat istiadat
  4. Lingkungan tempat tinggal
  5. Perkembangan zaman dan teknologi

Penggolongan Kebutuhan Manusia
Kebutuhan manusia digolongkan menjadi beberapa macam, yaitu :

Menurut tingkat kepentingan atau intensitasnya
Terdiri dari :

Kebutuhan primer/pokok
Kebutuhan primer adalah kebutuhan manusia yang mutlak harus dipenuhi untuk menjaga kelangsungan hidup. Misalnya kebutuhan terhadap minuman dan perumahan (rumah).

Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang paling mendasar dari setiap diri manusia, maka sering disebut juga kebutuhan alami.

  1. Kebutuhan sekunder/pelengkap adalah kebutuhan yang dipenuhi untuk melengkapi  kebutuhan primer. Karena kebutuhan ini bersifat melengkapi kebutuhan manusia. Misalnya kebutuhan akan alat-alat rumahtangga, alat-alat sekolah, kendaraan, dan lain sebagainya.
  2. Kebutuhan tersier adalah kebutuhan tambahan yang berupa barang-barang mewah. Misalnya barang-barang perhiasan (emas, berlian), mobil mewah, villa, dan sebagainya.


Menurut waktunya
Menurut waktunya kebutuhan dapat dibedakan menjadi :

  1. Kebutuhan sekarang, yaitu kebutuhan manusia yang harus segera dipenuhi saat itu juga. Misalnya seorang yang baru lapar. Kebutuhan yang harus dipenuhi adalah makanan dan minuman.
  2. Kebutuhan yang akan datang yaitu kebutuhan yang dipenuhi untuk keperluan masa akan datang. Misalnya kita mulai sekarang menabung, ini digunakan untu7k memenuhi kebutuhan masa yang akan datang.


Menurut subyek yang menggunakan
  1. Kebutuhan individu, yaitu kebutuhan yang digunakan untuk memenuhi keperluan individu. Misalnya kita seorang pelajar membutuhkan buku atau alat-alat pelajaran.
  2. Kebutuhan kolektif atau bersama, yaitu kebutuhan untuk memenuhi keperluan bersama/kelompok. Misalnya kegiatan siskamling, kegiatan pramuka, kegiatan olahraga dan sebagainya.

Alat Pemuas Kebutuhan

Jika kalian banyak memiliki kebutuhan maka harus ada alat pemuas kebutuhan. Berbagai alat pemuas kebutuhan ini dapat dibedakan dengan dua macam, yaitu barang dan jasa.

Barang adalah segala sesuatu yang tampak dan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Misalnya : makanan, buku, pakaian, dan lain-lain.

Jasa adalah sesuatu yang tidak tampak tetapi dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan, misalnya : ilmu pengetahuan, ibadah, hiburan/rekreasi dan lain-lain.

Jenis barang dapat dibedakan sebagai berikut :

Menurut kelangkaannya
Barang ekonomis
Barang ekonomis yaitu barang yang jumlahnya terbatas sehingga untuk memperolehnya perlu mengeluarkan pengorbanan. Contohnya : makanan, pakaian, alat-alat sekolah, dan lain-lain.

Barang bebas
Barang bebas artinya barang yang tersedia cukup banyak sehingga manusia untuk memperolehnya tidak perlu mengeluarkan pengorbanan. Misalnya : sinar matahari, udara.

Menurut cara penggunaannya
Barang subtitusi/pengganti
Barang substitusi yaitu barang yang dapat digunkan untuk menggantikan barang lain dengan tujuan yang sama. Misalnya : minyak tanah diganti kayu bakar untuk memasak, gula jawa diganti gula pasir.

Barang komplementer
Barang komplementer yaitu barang yang penggunaannya bersama-sama dengan barang lain. Misalnya : kapur dengan papan tulis, buku tulis dengan pulpen, sepeda motor dengan bensin.

Menurut tujuan pemakainnya
Barang konsumsi
Barang konsumsi artinya barang yang dapat langsung digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Contoh : nasi, makanan, pakaiann, sepatu, dan lain-lain.

Barang modal
Barang modal yaitu barang yang digunakan untuk menghasilkan barang lain, contoh : kayu/papan digunakan untuk membuat meja, kain untuk membuat baju, dan lain-lain.



Kegunaan (Utility) Benda
Macam-macam guna barang sebagai berikut :

Guna waktu (time utility)
Barang digunakan apabila digunakan pada waktu yang tepat. Contoh : payung digunakan pada waktu hujan, obat digunakan pada waktu sakit dan lain-lain.

Guna tempat (place utility)
Barang berguna bila ditempatkan pada tempat yang tepat. Misalnya : batu didaerah pegunungan atau hulu sungai, akan bermanfaat apabila dipindahkan tempat ke kota untuk bahan bangunan atau untuk perbaikan jalan.

Guna bentuk (form utility)
Barang berguna apabila dirubah bentuknya sesuai dengan kebutuhan manusia, misalnya : kayu/papan diubah menjadi mejaa, kursi, dan sebagainya.

Guna milik (ownership utility)
Barang berguna apabila barang tersebut sudah menjadi miliknya. Sepeda ditoko akan berguna apabila sudah dibeli dan dimiliki oleh seseorang.

Guna unsur (elemen utility)
Barang akan lebih berguna didalamnya, misalnya : obat.



Kelangkaan Sumber Daya
Untuk menghasilkan barang dan jasa diperlukan sumber daya (resource). Dengan menggunakan sumber daya ekonomi yang ada melalui proses produksi dapat dihasilkan barang-barang dan jasa.

Sumber daya alam (SDA : Natural Resource)
Sumber daya alam adalah sumber daya yang terbentuk karena kekuatan alamiah. Misalnya : tanah, air, biotis (hewan dan tumbuhan), gas bumi, sumber-sumber mineral, udara, angin, dan lain sebagainya.

Berdasarkan kemampuannya untuk memperbaharui diri, maka sumber daya alam dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu :

Sumber daya alam yang dapat dipulihkan (diperbaharui), misalnya : hutan.
Sumber daya yang tidak dapat pulih (diperbaharui), misalnya : mineral, minyak, gas bumi, dan lain-lain.
Sumber daya manusia (SDM)
Sumber daya manusia juga dapat disebut tenaga kerja, apabila semua tenaga kerja dapat dipergunakan penuh sebagai faktor produksi maka akan dapat meningkatkan produksi barang-barang maupun jasa.

Modal (kapital)
Modal atau kapital merupakan salah satu faktor produksi yang dipergunakan dalam proses produksi. Modal dapat berfungsi untuk meningkatkan produksi. Demikian suatu perusahaan memerlukan banyak modal yang berupa gedung, alat-alat produksi, bahan mentah dan lain-lain.

Kelangkaan sumber daya ekonomi maupun barang dan jasa dapat pula disebabkan oleh hal-hal berikut :

Terjadinya bencana alam, seperti : banjir, gempa bumi, kebakaran, tsunami, dan lain-lain.
Perang atau konflik antara bangsa/negara
Keterbatasan teknologi dan kemampuan manusia
Kerusakan yang disebabkan oleh manusia, seperti : penebangan liar (ilegal logging)
Pertumbuhan penduduk yang cepat sehingga tidak mampu diimbangi oleh pertambahan produksi
Keahlian/skill
Keahlian dapat diartikan seorang pengusaha yang mampu untuk menyatukan dan mengelola ketiga sumber daya di atas untuk menghasilkan barang-barang dan jasa yang dibutuhkan manusia.



Masalah Ekonomi Modern

Masalah pokok dalam ekonomi menurut aliran klasik (Adam Smith) terdiri atas: Produksi, Distribusi, Konsumsi. Sedangkan menurut ajaran aliran ekonomi modern yang dipelopori Paul A. Samuelson, ada tiga masalah poko ekomoni, antara lain :

Barang apa yang diproduksi (What) ?
Manusia dihadapkan pada alternatif yaitu dari berbagai macam produk/ output, manakah yang harus diproduksi dan berapa jumlahnya.kali ini penentuannya tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat semata, melainkan juga untuk mendapatkan keuntungan maksimum.

Bagaimana cara memproduksi barang ( How) ?
Merencanakan dan menentuka langkah produksi barang dan jasa. Maksudnya berhubungan dengan penggunaan teknologi tinggi(intensifikasi modal/mesin) atau dengan teknologi sederhana(intensifikasi tenaga kerja). Jadi masyarakat atau produsen akan dihadapkan kepada pilihan-pilihan tersebut dan alasan-alasan serta pertimbangan apa yang melatar belakangi terhadap pilihan tersebut.

Untuk siapa barang atau jasa diproduksi (for whom) ?
Kepada siapa barang-barang/ sumber daya alam atau jenis itu diproduksi?Jawabannhya adalah kepada masyarakat/konsumen yang mampu membayar produk tersebut. Konsumen adalah setiap rumahtangga yang mengurangi atau menghabiskan nilai guna suatu barang atau jasa yang dilakukan secara individu maupun kelompok.

Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Ekonomi Bisnis

July 21, 2017 Add Comment
Berikut ini adalah Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Ekonomi Bisnis, mengacu pada nama Mata Pelajaran untuk Kurikulum 2013 versi 2016 ada perubahan Nama Mata Pelajaran dari Pengantar Ekonomi dan Bisnis menjadi Mata Pelajaran EKonomi Bisnis. Berikut ini Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Ekonomi Bisnis :


KI 3 Memahami, menerapkan menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup Simulasi dan Komunikasi Digital, dan Dasar Bidang Bisnis dan Manajemen pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional

KI 4 Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan lingkup Simulasi dan Komunikasi Digital, dan Dasar Bidang Bisnis dan Manajemen. Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung. Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan, gerak mahir, menjadikan gerak alami dalam ranah konkret terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

Adapun Kompetensi Dasar yang harus dikuasai adalah sebagai berikut :


3.1 Mengevaluasi masalah-masalah ekonomi
3.2 Menganalisis kelangkaan (hubungan antara sumber daya dengan kebutuhan manusia)
3.3 Memahami Model, pelaku ekonomi, perilaku konsumen dan produsen dalam kegiatan ekonomi
3.4 Memahami hukum permintaan, penawaran, konsep elastisitas dan harga keseimbangan pasar
3.5 Menerapkan langkah-langkah perhitungan biaya produksi dan keuntungan (teori biaya)
3.6 Mendeskripsikan pasar monopoli, monopolistik dan oligopoly
3.7 Menganalisis bentuk-bentuk badan usaha
3.8 Menerapkan rencana usaha kecil dan menengah
3.9 Memahami Lembaga Keuangan
3.10 Menganalisis hak dan kewajiban tenaga kerja berdasarkan undang-undang ketenagakerjaan.
3.11 Menerapkan prosedur kelengkapan dokumen perdagangan dalam dan luar negeri
3.12 Menerapkan ilmu ekonomi dalam kegiatan usaha


4.1 Menyajikan solusi terhadap masalah ekonomi dilingkungannya
4.2 Merumuskan masalah kelangkaan sumberdaya dan kebutuhan manusia di lingkungannya
4.3 Menentukan model, pelaku ekonomi, perilaku konsumen dan produsen yang sesuai tuntutan perkembangan usaha
4.4 Menentukan tingkat elastisitas permintaan, penawaran, dan harga keseimbangan pasar suatu produk
4.5 Menghitung biaya produksi, dan keuntungan dalam kegiatan usaha
4.6 Menentukan ciri-ciri pasar monopoli, monopolistik dan oligopoly
4.7 Memilih bentuk-badan usaha yang sesuai dengan sistem ekonomi nasional
4.8 Membuat rancangan usaha kecil/menengah sesuai potensi lingkungannya
4.9 Mengklasifikasikan berbagai lembaga keuangan milik pemerintah dan swasta sesuai perkembangannya
4.10 Merumuskan hak dan kewajiban tenaga kerja di lingkungan kerja.
4.11 Membuat kelengkapan dokumen yang diperlukan dalam lalulintas perdagangan dalam dan luar negeri
4.12 Menggunakan konsep ilmu ekonomi dalam kegiatan usaha
Loading...