baca juga
Kelangkaan
Apakah Anda menginginkan
sebuah rumah yang mewah, mobil baru, bahkan makanan yang lezat setiap hari?.
Meskipun semua keinginan tersebut telah Anda penuhi, pasti akan muncul
keinginan-keinginan yang lain. Pada umumnya
keinginan mausia adalah
tidak terbatas, sedangkan
sumberdaya yangdigunakan sebagai alat pemuas keinginan tersebut terbatas
adanya. Kondisi inilah yang pada akhirnya menimbulkan masalah kelangkaan.
Banyak para ekonomi yang
berpendapat bahwa permasalahan
utama dalam ilmu
ekonomi adalah mengatasi kelangkaan, yaitu bagaimana manusia menggunakan
sumberdaya yang terbatas untuk memenuhi keinginannya yang tidak terbatas.
Kelangkaan akan terjadi apabila jumlah yang diinginkan melebihi jumlah yang
tersedia pada harga sebesar nol, sehingga menuntut
manusia untuk melalukan
pilihan. Keinginan manusia adalah tidak terbatas. Hal inilah yang
menyebabkan kebutuhan manusia menjadi beragam adanya. Dalam hal ini ketika
sebuah keinginan tersebut menuntut
adanya pemenuhan, maka
ia akan menjadi sebuah kebutuhan.
Contoh, ketika kita lapar maka kita ingin makan. Dalam kasus ini, ketika
keinginan makan tersebut menuntut adanya pemenuhan maka menjadi kebutuhan untuk
makan. Untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut diperlukan adanya alat pemuas kebutuhan,
yaitu barang dan jasa.
Barang dan
jasa yang digunakan
sebagai alat pemuas
kebutuhan dihasilkan dari sumber
daya atau faktor
produksi. Akibat keterbatasan sumberdaya maka barang dan jasa
yang tersedia juga terbatas, atau akibat sumberdaya langka maka barang dan
jasa juga langka. Barang dan jasa dikatakan langka jika jumlah
yang diinginkan melebihi jumlah yang tersedia. Kelangkaan berbeda dengan
kekurangan barang dan jasa. Perhatikan ilustrasi berikut ini:
Ilustrasi 1:
Seorang guru menggunakan keilmuan yang ia miliki dan
sumberdaya lain yang langka seperti
kemampuan mengajar, waktu
dan tenaganya dalam
mengajar untuk mendapatkan
penghasilan. Penghasilan yang diperoleh tersebut ditukarkan dengan tempat tinggal,
pakaian, makanan, dan
ribuan barang dan
jasa lainnya untuk memenuhi keinginan guru tersebut.
Ilustrasi 2:
Hujan deras yang mengguyur beberapa kota di pulau jawa
selama dua hari telah menimbulkan musibah banjir dan berdampak pada lumpuhnya
jalur transportasi antar kota. Akibatnya distribusi bahan pangan, khususnya
komoditas beras ke berbagai kota, khususnya Surabaya terhenti. Situasi ini
mengakibatkan jumlah persediaan beras di Kota Surabaya menipis dan beras pun
sulit dijumpai di pasar.
Ilustrasi pertama
merupakan contoh kasus kelangkaan. Kasus yang dialami oleh guru tersebut
mencerminkan kelangkaan. Sumber daya yang dimiliki oleh guru, seperti keilmuan,
kemampuan mengajar, waktu dan tenaga adalah
terbatas, sedangkan keinginan
yang dimiliki guru
tersebut tidak terbatas, maka
munculah masalah kelangkaan.
Permasalahan kelangkaan tersebut
dapat diatasi dengan membuat pilihan. Pembuatan pilihan dalam kondisi yang
serba langka mengharuskan
guru tersebut kehilangan kesempatan untuk memperoleh barang dan jasa tertentu.
Adapun ilustrasi yang kedua bukan merupakan kelangkaan
melainkan kekurangan barang dan
jasa dalam hal
ini kekurangan beras.
Akibat terputusnya jalur transportasi, distribusi beras ke
Kota Surabaya terhambat sehingga
jumlah persediaan beras pun menipis. Dalam hal ini masyarakat di Kota Surabaya mengalami kekurangan beras bukan
kelangkaan beras.
Dengan demikian perbedaaan utama
antara kelangkaan dan kekurangan terletak pada ada tidaknya keputusan untuk membuat
pilihan. Barang dan jasa langka karena sumber daya langka.
Keterbatasan sumber daya berakibat tidak semua
keinginan dapat terpenuhi, maka kita harus membuat pilihan dan setiap pilihan yang
kita
ambil mengandung biaya
peluang, yaitu hilangnya kesempatan untuk memperoleh barang dan jasa tertentu. Inilah yang disebut
dengan kelangkaan. Sementara
dalam kasus kekurangan
tidak menuntut adanya keputusan untuk membuat pilihan. Kekurangan
jumlah barang dan jasa akan berdampak
pada naiknya harga barang tersebut. Adapun implikasi perilaku atas kekurangan tersebut adalah mengurangi
jumlah barang yang dikonsumsi.
Kelangkaan adalah
kondisi di mana kita tidak mempunyai cukup sumber daya untuk memuaskan semua
kebutuhan kita. Dengan singkat kata kelangkaan terjadi karena jumlah kebutuhan
lebih banyak dari jumlah barang dan jasa yang tersedia. Kelangkaan bukan
berarti segalanya sulit diperoleh atau ditemukan. Kelangkaan juga dapat
diartikan alat yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan jumlahnya tidak
seimbang dengan kebutuhan yang harus dipenuhi. Kelangkaan mengandung dua
pengertian:
1.
Alat pemenuhan kebutuhan tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan.
2.
Untuk mendapatkan alat pemuas kebutuhan memerlukan
pengorbanan yang lain.
Masalah kelangkaan
selalu dihadapi merupakan masalah bagaimana seseorang dapat memenuhi kebutuhan
yang banyak dan beraneka ragam dengan alat pemuas yang terbatas. Dalam
menghadapi masalah kelangkaan, ilmu ekonomi berperan penting karena masal
ekonomi yang sebenarnya adalah bagaimana kita mampu menyeimbangkan antara
keinginan yang tidak terbatas dan alat pemuas kebutuhan yang terbatas. Apabila
suatu sumber daya dapat digunakan untuk menghasilkan suatu alat pemuas
kebutuhan dalam jumlah tidak terbatas, maka sumber daya tersebut dikatakan
tidak mengalami kelangkaan
Faktor Penyebab
Kelangkaan :
- Keterbatasan sumber daya
Alam memang menyediakan sumber daya
yang cukup melimpah. Namun, tetap saja jumlahnya terbatas, apalagi jika manusia
mengolahnya secara sembarangan. Walaupun sumber daya tersebut dapat
diperbaharui atau tersedia secara bebas, tetap saja akan berkurang dan
lama-kelamaan akan habis.
- Perbedaan letak geografis
Sumber daya alam biasanya tersebar
tidak merata disetiap daerah. Ada daerah yang sangat subur, ada pula daerah
yang kaya akan bahan tambang. Namun, ada pula daerah yang gersang dan selalu
kekurangan air. Perbedaan ini menyebabkan sumber daya menjadi langka dan
terbatas, terutama bagi daerah yang tidak mempunyai sumber daya yang melimpah.
- Pertambahan jumlah penduduk
Pertumbuhan jumlah penduduk selalu
lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan produksi barang dan jasa. Hal ini
telah diamati oleh seorang ekonom, Thomas Robert Malthus. Menurutnya, jumlah
manusia tumbuh mengikuti deret ukur (1, 2, 4, 8, 16, dan seterusnya). Sementara
jumlah produksi hanya tumbuh mengikuti deret hitung (1, 2, 3, 4, 5, dan
seterusnya).
- Keterbatasan kemampuan produksi
Kemampuan produksi didukung oleh
faktor-faktor produksi yang digunakan. Misalnya kapasitas faktor produksi
manusia terbatas karena masih bisa sakit, lelah, atau bosan. Mesin produksi
juga bisa rusak dan aus. Selain itu, keterbatasan produksi juga ditentukan
karena perkembangan teknologi yang tidak sama. Di negara maju, perkembangan teknologi
berlangsung sangat cepat. Sementara itu, di negara berkembang perkembangan
kebutuhan barang dan jasa masih lebih cepat daripada perkembangan teknologinya.
- Bencana alam
Bencana alam merupakan faktor
perusak yang berada di luar kekuasaan dan kemampuan manusia. Walaupun
sebenarnya sebagian bencana terjadi akibat ulah manusia sendiri. Banjir, gempa
bumi, tanah longsor, kebakaran hutan, dan lain-lain telah membawa dampak
kerugian yang cukup besar. Kerusakan bangunan, tempat usaha, sumber daya alam,
dan bahkan korban jiwa yang menjadi korban bencana alam tersebut
- Kerusakan sumber daya alam akibat ulah manusia
Manusia
harus berhati-hati menggunakan SDA yang tersedia. Jangan karena kesalahan
manusia, sumber daya yang tersedia menjadi rusak. Misalnya penebangan hutan
yang tidak terencana dengan baik mengakibatkan hutan menjadi gundul dan
mengakibatkan banjir
- Keterbatasan manusia untuk mengolah sumber daya yang ada
Keterbatasan
kemampuan manusia untuk mengolah Sumber Daya terjadi karena kekurangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, modal dan faktor-faktor yang lain
- Peningkatan Kebutuhan manusia yang lebih cepat dibandingkan dengan kemampuan penyediaan sarana kebutuhan
Inti masalah ekonomi adalah bagaimana manusia
memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas dengan alat atau benda yang jumlahnya
terbatas
ini di desa dan di kota kan?
ReplyDelete