Kelangkaan dan Faktor Penyebab Kelangkaan

March 21, 2015

baca juga


Kelangkaan

Apakah Anda menginginkan sebuah rumah yang mewah, mobil baru, bahkan makanan yang lezat setiap hari?. Meskipun semua keinginan tersebut telah Anda penuhi, pasti akan muncul keinginan-keinginan yang lain. Pada umumnya  keinginan  mausia  adalah  tidak  terbatas,  sedangkan  sumberdaya yangdigunakan sebagai alat pemuas keinginan tersebut terbatas adanya. Kondisi inilah yang pada akhirnya menimbulkan masalah kelangkaan. Banyak para ekonomi yang  berpendapat  bahwa  permasalahan  utama  dalam  ilmu  ekonomi adalah mengatasi kelangkaan, yaitu bagaimana manusia menggunakan sumberdaya yang terbatas untuk memenuhi keinginannya yang tidak terbatas. Kelangkaan akan terjadi apabila jumlah yang diinginkan melebihi jumlah yang tersedia pada harga sebesar  nol,  sehingga  menuntut  manusia  untuk  melalukan  pilihan. Keinginan manusia adalah tidak terbatas. Hal inilah yang menyebabkan kebutuhan manusia menjadi beragam adanya. Dalam hal ini ketika sebuah keinginan  tersebut  menuntut  adanya  pemenuhan,  maka  ia  akan menjadi sebuah kebutuhan. Contoh, ketika kita lapar maka kita ingin makan. Dalam kasus ini, ketika keinginan makan tersebut menuntut adanya pemenuhan maka menjadi kebutuhan untuk makan. Untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut diperlukan adanya alat pemuas kebutuhan, yaitu barang dan jasa.

Barang  dan  jasa  yang  digunakan  sebagai  alat  pemuas  kebutuhan dihasilkan  dari  sumber  daya  atau  faktor  produksi.  Akibat  keterbatasan sumberdaya maka barang dan jasa yang tersedia juga terbatas, atau akibat sumberdaya langka maka barang dan jasa  juga langka.  Barang dan jasa dikatakan langka jika jumlah yang diinginkan melebihi jumlah yang tersedia. Kelangkaan berbeda dengan kekurangan barang dan jasa. Perhatikan ilustrasi berikut ini:
Ilustrasi 1:
Seorang guru menggunakan keilmuan yang ia miliki dan sumberdaya lain yang langka seperti  kemampuan  mengajar,  waktu  dan  tenaganya  dalam  mengajar  untuk mendapatkan penghasilan. Penghasilan yang diperoleh tersebut ditukarkan dengan tempat  tinggal,  pakaian,  makanan,  dan  ribuan  barang  dan  jasa  lainnya  untuk memenuhi keinginan guru tersebut.
Ilustrasi 2:
Hujan deras yang mengguyur beberapa kota di pulau jawa selama dua hari telah menimbulkan musibah banjir dan berdampak pada lumpuhnya jalur transportasi antar kota. Akibatnya distribusi bahan pangan, khususnya komoditas beras ke berbagai kota, khususnya Surabaya terhenti. Situasi ini mengakibatkan jumlah persediaan beras di Kota Surabaya menipis dan beras pun sulit dijumpai di pasar.
Ilustrasi  pertama merupakan contoh kasus kelangkaan. Kasus yang dialami oleh guru tersebut mencerminkan kelangkaan. Sumber daya yang dimiliki oleh guru, seperti keilmuan, kemampuan mengajar, waktu dan tenaga adalah  terbatas,  sedangkan  keinginan  yang  dimiliki  guru  tersebut  tidak terbatas,  maka  munculah  masalah  kelangkaan.  Permasalahan  kelangkaan tersebut dapat diatasi dengan membuat pilihan. Pembuatan pilihan dalam kondisi  yang  serba  langka  mengharuskan  guru  tersebut  kehilangan kesempatan untuk memperoleh barang dan jasa tertentu.
Adapun ilustrasi yang kedua bukan merupakan kelangkaan melainkan  kekurangan  barang  dan  jasa  dalam  hal  ini  kekurangan  beras.  Akibat  terputusnya jalur transportasi, distribusi beras ke Kota Surabaya terhambat sehingga jumlah persediaan beras pun menipis. Dalam hal ini masyarakat di Kota Surabaya mengalami kekurangan beras bukan kelangkaan beras.
Dengan demikian perbedaaan utama antara kelangkaan dan kekurangan terletak pada ada tidaknya keputusan untuk membuat pilihan. Barang dan jasa langka karena sumber daya langka. Keterbatasan sumber daya berakibat tidak semua keinginan dapat terpenuhi, maka kita harus membuat pilihan dan setiap pilihan  yang  kita  ambil  mengandung  biaya  peluang,  yaitu  hilangnya kesempatan untuk memperoleh barang dan jasa tertentu. Inilah yang disebut dengan  kelangkaan.  Sementara  dalam  kasus  kekurangan  tidak  menuntut adanya keputusan untuk membuat pilihan. Kekurangan jumlah barang dan jasa akan berdampak pada naiknya harga barang tersebut. Adapun implikasi perilaku atas kekurangan tersebut adalah mengurangi jumlah barang yang dikonsumsi.

Kelangkaan adalah kondisi di mana kita tidak mempunyai cukup sumber daya untuk memuaskan semua kebutuhan kita. Dengan singkat kata kelangkaan terjadi karena jumlah kebutuhan lebih banyak dari jumlah barang dan jasa yang tersedia. Kelangkaan bukan berarti segalanya sulit diperoleh atau ditemukan. Kelangkaan juga dapat diartikan alat yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan jumlahnya tidak seimbang dengan kebutuhan yang harus dipenuhi. Kelangkaan mengandung dua pengertian:
1.      Alat pemenuhan kebutuhan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan.
2.      Untuk mendapatkan alat pemuas kebutuhan memerlukan pengorbanan yang lain.
Masalah kelangkaan selalu dihadapi merupakan masalah bagaimana seseorang dapat memenuhi kebutuhan yang banyak dan beraneka ragam dengan alat pemuas yang terbatas. Dalam menghadapi masalah kelangkaan, ilmu ekonomi berperan penting karena masal ekonomi yang sebenarnya adalah bagaimana kita mampu menyeimbangkan antara keinginan yang tidak terbatas dan alat pemuas kebutuhan yang terbatas. Apabila suatu sumber daya dapat digunakan untuk menghasilkan suatu alat pemuas kebutuhan dalam jumlah tidak terbatas, maka sumber daya tersebut dikatakan tidak mengalami kelangkaan

Faktor Penyebab  Kelangkaan :
  1. Keterbatasan sumber daya
Alam memang menyediakan sumber daya yang cukup melimpah. Namun, tetap saja jumlahnya terbatas, apalagi jika manusia mengolahnya secara sembarangan. Walaupun sumber daya tersebut dapat diperbaharui atau tersedia secara bebas, tetap saja akan berkurang dan lama-kelamaan akan habis.
  1. Perbedaan letak geografis
Sumber daya alam biasanya tersebar tidak merata disetiap daerah. Ada daerah yang sangat subur, ada pula daerah yang kaya akan bahan tambang. Namun, ada pula daerah yang gersang dan selalu kekurangan air. Perbedaan ini menyebabkan sumber daya menjadi langka dan terbatas, terutama bagi daerah yang tidak mempunyai sumber daya yang melimpah.
  1. Pertambahan jumlah penduduk
Pertumbuhan jumlah penduduk selalu lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan produksi barang dan jasa. Hal ini telah diamati oleh seorang ekonom, Thomas Robert Malthus. Menurutnya, jumlah manusia tumbuh mengikuti deret ukur (1, 2, 4, 8, 16, dan seterusnya). Sementara jumlah produksi hanya tumbuh mengikuti deret hitung (1, 2, 3, 4, 5, dan seterusnya).
  1. Keterbatasan kemampuan produksi
Kemampuan produksi didukung oleh faktor-faktor produksi yang digunakan. Misalnya kapasitas faktor produksi manusia terbatas karena masih bisa sakit, lelah, atau bosan. Mesin produksi juga bisa rusak dan aus. Selain itu, keterbatasan produksi juga ditentukan karena perkembangan teknologi yang tidak sama. Di negara maju, perkembangan teknologi berlangsung sangat cepat. Sementara itu, di negara berkembang perkembangan kebutuhan barang dan jasa masih lebih cepat daripada perkembangan teknologinya.
  1. Bencana alam
Bencana alam merupakan faktor perusak yang berada di luar kekuasaan dan kemampuan manusia. Walaupun sebenarnya sebagian bencana terjadi akibat ulah manusia sendiri. Banjir, gempa bumi, tanah longsor, kebakaran hutan, dan lain-lain telah membawa dampak kerugian yang cukup besar. Kerusakan bangunan, tempat usaha, sumber daya alam, dan bahkan korban jiwa yang menjadi korban bencana alam tersebut
  1. Kerusakan sumber daya alam akibat ulah manusia
Manusia harus berhati-hati menggunakan SDA yang tersedia. Jangan karena kesalahan manusia, sumber daya yang tersedia menjadi rusak. Misalnya penebangan hutan yang tidak terencana dengan baik mengakibatkan hutan menjadi gundul dan mengakibatkan banjir
  1. Keterbatasan manusia untuk mengolah sumber daya yang ada
Keterbatasan kemampuan manusia untuk mengolah Sumber Daya terjadi karena kekurangan ilmu pengetahuan dan teknologi, modal dan faktor-faktor yang lain
  1. Peningkatan Kebutuhan manusia yang lebih cepat dibandingkan dengan kemampuan penyediaan sarana kebutuhan
Inti masalah ekonomi adalah bagaimana manusia memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas dengan alat atau benda yang jumlahnya terbatas
Previous
Next Post »

1 comment

Loading...